Video Hubungan Suami Istri Yang Baik Dan Benar Menurut Islam – Berhubungan suami istri adalah sebuah kenikmatan tersendiri dalam hidup. Kenikmatan ini tak lepas dari bonus-bonus yang ada dalam hubungan suami istri.
Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna juga sudah mengatur. Jangankan dalam hubungan pribadi individu sendiri. Hubungan antara laki-laki dan perempuan termasuk di dalamnya adalah berhubungan intim islam sudah mengaturnya sesuai koridor syariat yang mulia.
Tata cara berhubungan, do’a saat hendak berhubungan, waktu yang tepat untuk berhubungan dan juga hal hal yang tidak diperbolehkan dalam hubungan suami istri islam sudah mengaturnya.
Waktu Terbaik Hubungan Suami Istri Menurut Islam
Berdasarkan firman Allah SWT QS. An-Nur:58 Ada waktu-waktu yang dianjurkan dalam melakukan hubungan intim atau berjimak.
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di waktu Zuhur dan sesudah salat Isya. (Itulah) tiga waktu aurat bagi kamu. tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. (QS. An-Nur: 58).
Untuk Kamu Yang Suka Nonton Video Bokeh Museum Paling Hot Twitter 2018 Terbaru! Klik Disini.
Dalam penjelasan yang lain bersumber dari tafsir Ibn Katsir yang juga memperkuat tentang waktu terbaik dalam melakukan jimak dengan pasangan yakni
Dulu para sahabat radhiyallahu ‘anhum, mereka terbiasa melakukan hubungan badan dengan istri mereka di tiga waktu tersebut. Kemudian mereka mandi dan berangkat shalat. Kemudian Allah perintahkan agar mereka mendidik para budak dan anak yang belum baligh, untuk tidak masuk ke kamar pribadi mereka di tiga waktu tersebut, tanpa izin. (Tafsir Ibn Katsir, 6/83).
Pendapat Ulama Tentang Hubungan Suami Istri
Menurut Ulama, Berdasarkan dari kebiasaan Nabi Muhammad SAW dalam Hadist Riwayat An-Nasai 1680 dan dishahihkan Al-Albani, waktu terbaik dalam melakukan hubugan suami istri adalah di akhir malam atau setelah salat Tahajud.
Dulu para sahabat radhiyallahu ‘anhum, mereka terbiasa melakukan hubungan badan dengan istri mereka di tiga waktu tersebut. Kemudian mereka mandi dan berangkat shalat. Kemudian Allah perintahkan agar mereka mendidik para budak dan anak yang belum baligh, untuk tidak masuk ke kamar pribadi mereka di tiga waktu tersebut, tanpa izin.
Menurut para ulama kontemporer setidaknya ada tiga point yang senantiasa harus dipenuhi dahulu oleh seorang muslim sebelum ia melakukan jimak atau hubungan suami istri.
Simontok 2.1 App 2019 Apk | Kenapa Banyak dicari?
Dianataranya adalah:
- Mendahulukan hak Allah SWT, dengan beribadah kepadanya dalam kondisi yang kuat.
- Menghindari tidur ketika junub. Karena bisa langsung mandi besar sesaat sebelum salat Subuh.
- Saat awal malam, umumnya seseorang dalam kondisi penuh. Berbeda ketika di akhir malam, pikiran mereka dalam kondisi kosong.
Hal-Hal yang Boleh Dilakukan dalam Hubungan Suami Istri
Salah satu ulama dulu juga menjelaskan yakni Imam Asy-Suyuti dalam kitabnya Ar-Rahman Hubungan intim antara suami dan istri dapat dilakukan apabila telah bangkit syahwat antara keduanya dan apabila keberadaan air mani dapat difungsikan
Beliau pun juga berpendapat jika sepasang suami istri terlalu sering melakukan jimak, maka efek samping yang mungkin akan di dapat adalah mengalami penuaan secara lebih cepat.
Namun tak hanya itu, hubungan intim bila dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan kelemahan dan tumbuhnya uban dengan cepat.
Dalam kitab Fathul Izar karya KH Abdullah Fauzi Pasuruan dijelaskan, hubungan intim yang baik dapat dilakukan dengan posisi klasik yaitu posisi suami berada di atas.
Sexxxxyyyy Video Bokeh Full 2018 MP4 China Dan Japan 4000 Youtube 2019 Twitter No Sensor
Posisi ini merupakan cara yang paling baik dalam melakukan hubungan intim. Selanjutnya, suami dapat melakukan kemesraan yang halus (foreplay) seperti mendekap, memeluk, mencium, atau meniup-niup telinga istri. Hal ini dilakukan agar sang istri dapat bangkit birahinya dan setelah itu barulah dilakukan inti dari hubungan intim.
Dijelaskan pula, jika suami telah mengalami ejakulasi maka suami tidak diperkenankan meninggalkan istri sebelum istri merasakan hal yang serupa. Dan hendaknya tidak langsung meninggalkan suasana intim begitu saja.
Adab Dalam Hubungan Suami Istri
Tiga adab berhubungan intim atau ijma’ ini dijelaskan dalam buku Wejangan Pengantin Anyar & Terjemah Fathul Izar karya Firman Arifandi
Sebelum Berhubungan Intim
Dalam terjemah kitab Fathul Izar dijelaskan bahwa sebelum melakukan persetubuhan, seorang suami hendaknya mendahului dengan bermesra agar hati istri tidak merasa tertekan dan mudah melampiaskan hasratnya. Sampai ketika napasnya naik-turun serta tubuhnya menggeliat dan ia minta dekapan suaminya, rapatkanlah tubuh (suami) ke tubuh istri.
Kedua, janganlah menyutubuhi istri dengan posisi berlutut karena hal demikian sangat memberatkannya atau dengan posisi tidur miring karena dapat menyebabkan sakit pinggang. Selain itu, jangan memosisikan istri berada di atasnya karena dapat mengakibatkan kencing batu.
Menurut dia, posisi jimak yang paling bagus adalah meletakkan istri dalam posisi telentang dengan kepala lebih rendah daripada bokongnya. Bokongnya diganjal dengan bantal serta kedua pahanya diangkat dan dibuka lebar-lebar. Sementara itu, suami mendatangi istri dari atas dengan bertumpu pada sikunya. “Posisi inilah yang dipilih oleh para fukaha dan para ahli medis,” kata dia.
Saat akan memulai bersetubuh, seorang suami hendaknya membaca ta’awudz dan basmalah. Di samping itu, seorang suami hendaknya dapat membangkitkan syahwat istri.
Sexsmith Love China Full Movie Sub Indonesia Lk21 XXI Download
Saat Berhubungan Intim
Saat melakukan jimak, Firman Arifandi menjelaksan, hendaknya seorang suami melakukannya secara pelan-pelan dan lembut. Selain itu, seorang suami hendaknya menahan keluarnya mani saat birahi bangkit, sambil menunggu istri mengalami inzal. Sebab, hal itu dapat menciptakan rasa cinta di hati.
111.90.l50.182 Bokeh Video Full HD Streaming & Download
Selanjutnya, seorang suami juga tidak terburu-buru mencabut kemaluan ketika ia merasa istri akan keluar mani karena hal itu dapat melemahkan ketegangan dzakar. Selain itu, jangan melakukan ‘azl (mengeluarkan mani di luar vagina) karena hal itu merugikan pihak istri.
Setelah Berhubungan Intim
Setelah jimak, seorang suami juga hendaknya meminta istri tidur miring ke arah kanan agar anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin laki-laki, insya Allah. Bila istri tidur miring ke arah kiri, anak yang dilahirkan kelak berjenis kelamin perempuan. Hal ini berdasarkan hasil uji coba riset.
Setelah melakukan jimak, seorang suami membaca dzikir dalam hati sesuai yang diajarkan Nabi, yaitu surat al-Furqan.
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا ۗ وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا
“Segala puji milik Allah SWT yang telah menciptakan manusia dari air, untuk kemudian menjadikannya keturunan dan mushaharah. Dan adalah Tuhanmu itu Mahakuasa.” (QS al-Furqan ayat 54).
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Dalam Hubungan Suami Istri
Berikut ini adalah hal-hal yang dilarang ketika berhubungan badan suami istri, yang mesti dihindari, supaya mendatangkan banyak manfaat serta pahala.
Jangan berhubungan badan saat istri haid
Ditegaskan oleh Allah Swt dalam firman-Nya, “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ‘Haid itu adalah suatu kotoran’. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Dilarang berhubungan badan melalui dubur (anus)
Dalam salah satu hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, “Terkutuklah orang yang menyetubuhi istri melalui duburnya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasai)
Dilarang berhubungan badan saat ihram
Allah Swt berfirman yang artinya, “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh berkata jorok (rafats), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Dilarang berhubungan badan saat siang hari di bulan puasa
Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa seseorang datang kepada Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah, celakalah saya!”
Rasululllah bertanya, “Ada apa dengan Anda?” Dia menjawab, “Saya telah berhubungan intim dengan istri sementara saya dalam kondisi berpuasa (di bulan Ramadan).”
Maka Rasulullah saw bertanya, “Apakah Anda dapatkan budak (untuk dimerdekakan)?” Dia menjawab, “Tidak.”
Beliau bertanya lagi, “Apakah Anda mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?” Dia menjawab, “Tidak.”
Beliau kemudian bertanya, “Apakah Anda dapatkan makanan unttuk memberi makan kepada enam puluh orang miskin?” Dia menjawab, “Tidak.”
Kemudian ada orang Anshar datang dengan membawa tempat besar yang di dalamnya ada kurmanya.
Beliau bersabda, “Pergilah dan bersedekahlah dengannya.” Orang tadi pun berkata, “Apakah ada yang lebih miskin dari diriku wahai Rasulullah? Demi Allah yang mengutus Anda dengan kebenaran, tidak ada yang lebih membutuhkan di antara dua desa dibandingkan dengan keluargaku.”
Kemudian beliau mengatakan, “Pergilah dan beri makanan keluarga anda.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dilarang berhubungan badan ketika masih kotor
Abu Rafi’ ra berkata, “Rasulullah pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, lalu beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini. Aku bertanya, ‘Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?’ Beliau menjawab, ‘Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.'” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Kesimpulan
Konklusi dari pembahasan saya kali ini adalah. Suami adalah imam dan Istri adalah Makmum. Sebagai suami harus tahu benar rambu-rambu sebagai imam dan sebagai istri harus patuh terhadap ajakan suami yang baik.